JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah hingga saat ini
belum berniat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) meski anggaran
untuk subsidi energi, baik BBM maupun listrik, sudah melonjak di atas Rp
200 triliun. Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi
Sadewa berpendapat, ada beberapa sebab yang membuat pemerintah ragu
menaikkan harga BBM.
"Selain masalah politik, pemerintah ragu
menaikkan harga BBM karena indeks kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah masih rendah. Jika dinaikkan, ini akan berbahaya," kata
Purbaya dalam acara Danareksa Outlook 2013: Its Time For Indonesia di
Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Menurut
Purbaya, sebenarnya indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
saat ini memang sudah membaik, tetapi masih berada pada level yang
rendah. Berdasarkan penelitiannya, angka 90 adalah nilai aman indeks
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pada November 2012, indeks
kepercayaan masih 82-83.
"Sebenarnya sudah cukup baik, tapi itu masih belum cukup aman untuk bisa menaikkan harga BBM," ujarnya.
Dalam
catatannya, indeks kepercayaan konsumen pernah berada di atas 130
persen pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Di masa
pemerintahan SBY-JK, indeks kepercayaan masyarakat berada di level
112,1; 92,9; dan 102. Saat itu, pemerintah menaikkan harga BBM tiga
kali, yaitu dua kali pada 2005 dan satu kali pada 2007.