PT Pertamina membutuhkan peran swasta untuk mengejar harga
keekonomian pengembangan bahan bakar gas. Apalagi, Pertamina ditunjuk
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menggunakan sebagian
dari dana pengembangan BBG sebesar Rp 2 triliun.
”Minggu
lalu, kami diperintahkan resmi oleh Kementerian ESDM untuk pengembangan
BBG (bahan bakar gas). Pertamina akan mempersiapkan bersama pemerintah
dan swasta yang bersedia,” kata Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto
di sela-sela seminar ”Italian CNG Kits Technology” di Jakarta, Kamis
(28/6).
Hari mengatakan, PT Pertamina membutuhkan partner. Tidak
bisa sendirian menyelesaikan pengembangan BBG, khususnya untuk
transportasi. Sebagian dana itu akan dialokasikan untuk stasiun induk,
stasiun instalasi gas, dan stasiun bergerak atau truk tangki.
Pertamina
mempersiapkan 33 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG), terdiri dari
30 di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, serta tiga
SPBG lainnya di Surabaya, Jawa Timur. ”Sekarang ini, tantangannya adalah
harga BBG. Kami mengharapkan pemerintah atau siapa pun yang berwenang
dapat menentukan harga dengan baik sehingga pelaku bisnis punya insentif
khusus untuk mengembangkan produk ini,” ujar Hari.
Hari
menjelaskan, nilai keekonomian BBM sekarang mendekati Rp 9.000-Rp 10.000
per liter. Kalau BBG terlalu rendah, pebisnis juga susah. Keputusan
politis diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah, tetapi nilai
keekonomian pelaku bisnis harus dipertimbangkan. (sumber: antaranews.com - OSA)