TEMPO.CO, Manila - Produsen geotermal asal Filipina, Energy Development Corp (EDC), mengincar peluang untuk mengembangkan energi panas bumi (geotermal) di Indonesia. Selain itu perseroan juga mencari peluang di Kenya dan Peru.
Direktur Utama Energy Development, Richard Tantoco, mengatakan perseroan sudah melakukan survei di Indonesia, Kenya dan Peru untuk merealisasikan rencana ekspansinya.
“Kami saat ini sedang melakukan ekspansi untuk mencari sumber daya internasional, sehingga kami bisa lebih memahami pengembangan energi untuk melengkapi bisnis kami di Filipina yang sudah 35 tahun,” ujar Tantoco kemarin.
Dia mengatakan telah menyiapkan kantor lokal di Indonesia, Peru, dan Kenya. “Kami memahami untuk mengembangkan proyek geotermal butuh waktu lama dan sumber daya yang besar dan ada risiko kegagalan menemukan sumber panas bumi,” ungkapnya.
Tantoco belum merinci lebih l`njut berapa rencana investasi yang akan ditanamkan di Indonesia dan di mana lokasi proyek energi panas bumi itu akan dikembangkan.
Menurut Malaya Business Insight News, Energy Development menegaskan kembali komitmennya untuk tetap mengembangkan proyek energi panas bumi di Cile. Sebelumnya perseroan menyatakan telah membatalkan dua proyek di sana.
Pada Juli tahun ini, Energy Development memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek panas bumi di Caleries dan Longavi, Cile karena berdasarkan hasil penelitian dianggap kurang komersial. Meski demikian perseroan masih berharap bisa menemukan lokasi terbaik untuk mengembangkan proyek panas bumi di Cile.