NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak West Texas Intermediate naik untuk hari keempat seiring keyakinan konsumen Amerika Serikat yang meningkat sehingga memberi sinyal bahwa ekonomi negara tersebut sedang dalam pemulihan, dan ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah.
Harga minyak WTI untuk pengantaran September naik 41 sen, atau 0,4 persen, menjadi 96,01 dollar AS per barel, di New York Mercantile Exchange pada Jumat waktu setempat atau Sabtu (18/8/2012) pagi. Ini harga penetapan tertinggi sejak 11 Mei 2012.
Harga minyak Brent untuk penetapan Oktober justru turun 1,56 dollar AS, atau 1,3 persen, menjadi 113,71 dollar AS per barel, di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, Inggris. Indeks sentimen konsumen Thomson Reuters/University of Michigan naik melebihi perkiraan.
Indeks tersebut untuk awal Agustus naik menjadi 73,6 dari 72,3 pada bulan sebelumnya. Sedangkan survei Bloomberg tadinya memperkirakan indeks justru turun tipis menjadi 72,2.
Indikator utama Conference Board untuk prospek ekonomi pada tiga sampai enam bulan ke depan naik 0,4 persen setelah direvisi menurun 0,4 persen pada bulan Juni. Padahal para ekonom sebelumnya memprediksi kenaikan hanya 0,2 persen.
Di sisi lain, Hizbullah mengancam akan membalas jika Israel menyerang Iran. Masalah keamanan pun terus meningkat di Suriah dan Lebanon. Ketegangan di kawasan Timur Tengah ini turut mendorong harga minyak untuk naik. "Data ekonomi terus membaik," sebut Jacob Correll, analis di Summit Energy Inc yang berbasis di Kentucky, AS.
