Aksi penjarahan minyak mentah di jalur pipa Tempino-Plaju di Jambi
dan Sumatera Selatan makin marak. Kerugian yang terjadi dalam dua bulan
terakhir mencapai 98.000 barrel minyak mentah.
Dengan rincian,
khusus pada Mei 2012 mencapai 39.000 barrel minyak mentah. Sedangkan
pada Juni 2012, kerugian meningkat menjadi lebih dari 59.000 barel dalam
satu bulan itu.
"Kami menyayangkan, pelaporan yang disampaikan
pada penegak hukum atas sejumlah peristiwa kriminal itu belum ada
tindakan kongkrit sehingga tidak ada efek jera. Salah satu buktinya
adalah, angka kerugian akibat penjarahan di jalur Tempino-Plaju, justru
meningkat setiap bulan," kata Manager Humas Pertamina EP Agus
Amperianto, Senin (2/7/2012), di Jakarta.
Menurut Agus
Amperianto, aksi penjarahan itu merugikan negara. Oleh karena,
hilangnya potensi pendapatan negara dari sisi produksi minyak mentah
yang diamanatkan pemerintah melalui Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas
kepada Pertamina EP. Aksi krhminal semakin marak terjadi di daerah
operasi minyak dan gas bumi Pertamina EP khususnya di Sumatera Selatan
dan Jambi. Tindakan kriminal yang dilakukan terhadap personil dan aset
perusahaan telah mengakibatkan kerugian puluhan miliar rupiah.
Tindakan
kriminal yang terjadi antara lain, penjarahan minyak mentah,
perampokan aset, sabotase, hingga kejahatan dengan kekerasan. Kasus
kriminal itu banyak terjadi di daerah operasi Pertamina EP Region
Sumatera dan Jambi.
Kerugian yang terjadi di dua wilayah itu
secara kumulatif lebih dari 100.000 barel. Selain itu, kegiatan operasi
menjadi terhambat karena aset hilang dan rusak, pencemaran lingkungan
dan bahaya kebakaran.